Puisi Kopi

>> 31/01/14

Oky Primadeka


Kita sudah sepakat berdua
untuk menyeduh kopi pada gelas yang sama
gelas putih polos tak bermotif
yang kita pilih saat berbelanja di pasar sana

Penjualnya berkata, "Tuan, gelas ini bukan sembarang gelas.
Gelas ini dibuat dengan sejuta bara."
Kita berdua mengangguk tunduk
diam dalam keyakinan yang dalam, percaya

Lalu, setiap pagi kita seduh kopi yang berbeda
namun tetap pada gelas yang sama
menyeruputnya berdua bersama

menikmati harum aromanya
sambil menyanyikan lagu-lagu sunda
untuk dan hanya kita berdua


Ciputat,
Minggu, 26 Januari 2014

Read more...

Hitam Pahit Hidup

>> 30/01/14

Yuni Budiawati


Aku hitam
Tidak kotor, memang hitam
Hitamku buat mereka demam
Bak si mata sipit, sedikit terpejam
Tapi mereka langsat, aku legam

Aku hitam
Aku dengar celoteh mereka, samar
Gelak tawa, saat 'Atut' gadis desa disebut
Kata sampah, saat amarah diumbar
Harapan saat rombongan ibu pulang dari pasar

Aku pahit
Tidak untuk semua, cuma mereka
Katanya manis itu 'tuk wanita
Memang, pahit lebih menggigit

Aku pahit
Mereka menyeruput lanjut sampai luput
Sampai si lelaki tinggi hitam berteriak, "Dia mati gantung diri! katanya ditinggal
mati istri, hutangnya ditagih rentenir, dompetnya tipis, anaknya overdosis!"
Hitamku muncrat, mereka sadar aku pahit

Hitam pahit adalah aku
Betul, hidup juga begitu
Coba mereka nikmati seperti hitam dan pahitku
Mungkin hidup lebih hidup, tak akan redup


Ciputat, ditemani secangkir moccacino dan rintik hujan,
Jumat, 24 Januari 2014

Read more...

Bayang Memoar

>> 29/01/14

Herry Oktav


Aroma kelam menyeruak dalam pikiran yang dirampai bersamaan
Seteguk Arabika menjembatani datangnya sugesti dalam imaji
Memoar pun keluar berhamburan
Meledak-ledak dalam hati

Setengah bungkus rokok dan setengah cangkir kopi tersisa
Menunggu masa-masa penghabisan
Sama seperti aku yang menunggu suatu kala
Kala yang bisa menghapus pahitnya kenangan

Benar, hanya ada pahit yang dirasa
Seakan manis lari dari ingatan
Di tempat inilah aku dikirimkan seperempat kilogram bubuk Arabika
Seolah sengaja untuk tetap aku pikirkan


Wisma Biru,
Minggu, 26 Januari 2014

Read more...

Aliran Kopi

>> 28/01/14

Faliq Ayken


Pada tengah malam aku melihatnya penuh tanya
Mengapa ia selalu bangun dan langsung menuju dapur?
Apakah di sana ia akan menemui kekasihnya?
Atau hanya ingin bermeditasi melanjutkan tafakur demi tafakur?

Setelah kulihat, kutemukan jawaban tanpa kepastian
Di tangan kirinya ada secangkir kopi imajinasi
Di tangan kanannya, air puisi segera dituangkan
"Aku ingin kau yang mengaduk kopi ini," katanya dengan santai
Minumlah segera. Untuk apa? Untuk luka-lukamu yang belum terobati

Tegukan pertama tersesat, alirannya tersendat
Puisi-puisiku tak mengalir dengan cepat
Katanya, "Tanpa kopi, secangkir imajinasi tiada puisi."
"Malam dan secangkir kopi adalah sahabat paling hangat
untuk menemanimu berpuisi."

Lagi-lagi kopi, puisi-puisi tak basa-basi
Lagi-lagi puisi, luka-luka terobati


Ciputat,
Minggu, 26 Januari 2014

Read more...

Resap Serap Secangkir Kopi

>> 27/01/14

Mala Himatul Aulia


Secangkir kopi di sudut matamu
Pancarkan hangat dan segumpal pahit
tentang aroma
tentang rasa
tentang bayang yang hilang dalam biak riak cangkirmu
Kopiku bukan tentang kau
Yang menari dalam rindu
                             pada sesapnya,
                             pada pekatnya
Kopiku adalah cerita tentang degup
                            tentang kecup yang tak bernyawa
Mereka bukan tentang kau dan penantian surga
Pada cangkirnya kutemukan genderang irama
                            dari bisikan parau nan kacau;
Kau, Kau, Kau, Kurindu kau
kuresap kuserap dan kutemukan engkau
                            dalam lelap
                            dalam gelap
                            dalam dekap
                            dalam erat


Ciputat,
Minggu, 26 Januari 2014

Read more...

Guest Book

>> 26/01/14

Selamat datang di blog Kolibét, Komunitas Literasi Alfabét. Sampaikan semuanya di sini, apa saja yang ingin disampaikan. Terima kasih atas kesediaan dan kunjungan Anda.

Read more...

Bibliography

>> 25/01/14

Dalam kamus yang ditulis oleh John M. Echols dan Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary, kata Bibliography diartikan bibliografi. Bibliografi dalam kamus yang disusun oleh tim dari Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat, adalah: daftar buku atau karangan yang merupakan sumber rujukan dari sebuah atau karangan atau daftar tentang suatu subjek ilmu. Atau bisa juga diartikan sebagai daftar pustaka.

Dalam konteks ini, halaman Bibliography akan dikhususkan pada karya-karya Kolibétian atau karya-karya yang berhubungan dengan komunitas ini, Komunitas Literasi Alfabét, baik berupa: buku kumpulan puisi, buku kumpulan cerpen, buku kumpulan esai, novel, dan lain sebagainya. Mari (semangat) berkarya!

Read more...

About the Kolibét

>> 24/01/14

KOMUNITAS LITERASI ALFABÉT 
Pendirian, Kegiatan, dan Cita-cita Masa Depan

Sejak tahun 2011, saat masih ngekos di Gang Buntu, Ciputat, samping kampus UIN Syarif Hidayatullah, Faliq Ayken menginisiasi untuk membuat (kajian) kepenulisan. Saat itu, idenya disampaikan kepada teman-teman. Ada empat orang termasuk dia yang seide dengannya. Dua dari empat orang adalah yang tinggal di kosan itu yang – kata sebagian mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah – penuh dengan pepohonan yang daun-daunnya rimbun, dua orang yang lainnya adalah teman-teman yang sedang berkunjung, bermain ke kosan itu. Ide pertama yang dia tawarkan adalah mengupas EYD, Ejaan Yang Disempurnakan, disertai praktik menulis. Waktu yang disepakati, setiap hari Selasa, malam Rabu. Ide yang telah disepakati sama sekali tidak berjalan, mungkin karena prosentase keinginan atau kemauan teman-teman, waktu itu, hanya – kalau acuannya 100% – 50%, atau mungkin juga teman-teman tidak mengindahkan ide-ide yang dia sampaikan. Keseriusannya masih dipertanyakan.

Dari pengalaman itu, dia mengurungkan niatnya untuk mendirikan komunitas yang bergerak di bidang (kajian) kepenulisan, tapi dia terus mencari formula agar apa yang dicita-citakannya dapat terlaksana.

Setelah melalui proses pengalaman yang tidak lurus-lurus saja, akhirnya pada pertengahan tahun 2013, dia menyatakan siap (dalam dirinya) untuk mendirikan komunitas literasi. Ketika itu ide-idenya disampaikan kepada Oky Primadeka, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris UIN Syarif Hidayatullah, “Oky, saya ingin membuat komunitas literasi. Komunitas yang bergerak di bidang (kajian) kepenulisan. Kamu mau ikut, silakan. Ajak teman-teman yang lain yang mau saja, yang tidak mau tak usah,” begitulah kira-kira yang disampaikannya.

Akhirnya pada Minggu, 5 Januari 2014, di basemen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekitar pukul 19.00-21.00 hadirlah Oky Primadeka, Yuni Budiawati, dan Mala Himatul Aulia untuk mendengarkan mengapa dia, Faliq Ayken, ingin mendirikan komunitas literasi ini. Di akhir perbincangan, disepakatilah nama komunitas ini dengan nama, “Alinea”. Pada rentang waktu seminggu, setelah dikaji lebih dalam, ternyata nama “Alinea” sudah ada yang menggunakannya. Akhirnya Faliq Ayken menginisiasi nama komunitas literasi ini dengan nama Alfabét. Komunitas Literasi Alfabét. Dengan akronim, Kolibét. Minggu, 5 Januari 2014 adalah hari dan tanggal berdirinya Kolibét, Komunitas Literasi Alfabét, komunitas yang bergerak di bidang (kajian) kepenulisan.

Pada Minggu kedua setelah berdirinya komunitas literasi ini, terjadi hujan lebat yang berakibat pada keputusan untuk menunda pertemuan. Senin, 13 januari 2014. Tepatnya di gedung Student Center lt. 3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hadirlah empat orang, antara lain: Herry Oktav, nama pena dari Herry Heryanto, mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris UIN Jakarta; Yuni Budiawati, mahasiswi Perbankan Syariah UIN Jakarta; Oky Primadeka, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris UIN Jakarta; dan Faliq Ayken, nama pena dari Moh. Faliqul Ishbah, alumnus Aqidah Filsafat UIN Jakarta. Isi dari pertemuan itu adalah pembagian silabus kajian puisi, pembagian tugas sebagai presentator, dan memutuskan setiap Kolibétian, sebutan untuk aktivis Kolibét, untuk menulis puisi tematik perminggunya. Setiap Minggu menulis puisi dengan tema yang telah disepakati.


Kegiatan-kegiatan

Kegiatan yang sudah pasti adalah pertemuan mingguan untuk mengkaji materi kajian yang sudah disepakati oleh Kolibétian. Enam bulan ke depan atau lebih, Komunitas Literasi Alfabét, akan mengkaji materi kajian puisi plus deklamasi puisi-puisi penyair Indonesia dan deklamasi puisi Kolibétian.

Setelah materi kajian puisi selesai, kami akan mengkaji materi cerpen. Tentunya setiap Kolibétian kudu menulis satu judul cerpen perminggunya plus membedahnya. Setelah itu, penulisan esai. Dan lain sebagainya.

Kegiatan-kegiatan lainnya adalah kunjungan ke komunitas literasi yang lain untuk belajar bagaimana mengelola komunitas ini dan bagaimana proses kreativitas membaca dan menulis terus tumbuh dan berkembang. Dan masih banyak kegiatan-kegiatan lain yang akan kami adakan demi perkembangan dan cita-cita komunitas ini pada masa depan.


Cita-cita Masa Depan

Pada akhirnya, seluruh Kolibétian akan mempunyai karya tulis sendiri dan juga karya tulis yang ditulis bersama-sama. Tentu kuncinya ada pada diri Kolibétian sendiri. Yang minimal akan mendapatkan hasil yang minimal. Yang maksimal akan mendapatkan hasil maksimal.

Seribu langkah berawal dari satu langkah. Langkah demi langkah akan menciptakan karya demi karya. Investasi(kan) karya untuk bekal masa depan.


SALAM LITERASI…

Read more...

Bayang-bayang Hujan

>> 23/01/14

Herry Oktav


Bukan mentari malu sinari bumi
Tapi mega hitam yang menghalangi

Angin siap menuntunmu
Aspal, sawah, selokan, pun penghuni bawah setia menunggu

Kadang tetesanmu menyapaku lembut
Gemercikmu berirama
Atau guyuranmu membuatku cemberut
Dan derasmu terasa

Kilauan kilat turut menyertaimu
Gemuruh guntur ikut menyapamu
Anginpun menyambut
Memaksaku 'tuk terus tarik selimut

Kau hadir bagai bayang-bayang
Dengan sampah kaubawa musibah
Bagi sawah kau antarkan berkah
Kadang kaukirim suka
Atau kau tinggalkan duka


Wisma Sakinah,
Senin, 20 Januari 2014

Read more...

Aku Tak Ingin Seperti Hujan

>> 22/01/14

Oky Primadeka


aku tak ingin seperti hujan
yang dinginnya menyakiti
aku ingin menjadi pelangi
indahnya membuatmu bahagia

aku tak ingin seperti hujan
yang memberi tapi tak terperi
aku ingin menjadi halte yang bisu
tetap teguh meneduhimu

aku tak ingin seperti hujan
yang perciknya mengurai air mata
aku ingin seperti embun saja
sederhana, pun setia menemani pagi adanya
aku tak ingin seperti hujan...


Ciputat,
Kamis, 16 Januari 2014

Read more...

Menunggumu

>> 21/01/14

Faliq Ayken


Sudah sebulan aku tak bertemu air
Mungkin langit sedang mendidikku dengan cara menyiksa
Atau ia sedang dididik Tuhan untuk tak boros menurunkannya

Setiap pagi, siang, dan malam aku kehausan
Tanah sebagai sahabat setia, kekeringan

Tapi Tuhan, akarku kuat menjaga tubuhku yang bau
Setiap saat aku melobi bumi agar tak meninggalkanku
"Kita sedang dididik agar kuat," kataku kepadanya
"Mungkin ada sikap kita yang Ia tak suka," jawabnya kepadaku

Kali ini tubuhku tak lagi bau
Setiap hari, air langit turun
Daun-daunku lambat laun menjadi rimbun

Di bangku taman, ada seorang lelaki menulis dua larik puisi:
"Di bawah pepohonan rimbun, kududuk di bangku kenangan.
Berteman sepi dan rinai hujan."
"Aku menunggumu di sini;
Dari pohon gundul tanpa daun sampai tumbuh rimbun.
Datanglah, sayang, temui aku di bangku taman."

Hujan datang,
Membawa air kerinduan
Kami basah, penuh kebahagiaan


Pondok Petir,
Minggu, 19 Januari 2014

Read more...

Hujan

>> 20/01/14

Yuni Budiawati


Hujan
Gemercik cantik rintik dari langit
Hujan
Mengutukku akut menarik selimut

Hujan
Basah, menyeruai bau tanah
Hujan
Sumpah serapah orang bawah
Hujan
Canda tawa riang para bocah

Hujan
Merasuk cinta jadi candu
Hujan
Rindu pilu, alam penuh sendu

Hujan
Canda, lara, romansa, ada bersamanya


Ciputat,
Jumat, 17 Januari 2014

Read more...

  © KOLIBÉT Komunitas Literasi Alfabét by Ourblogtemplates.com 2014

Log In